Model Kampung KB Penta Helix

Oleh :
Wiwin Winarni dan Ferry Hadiyanto
Koalisi Kependudukan Indonesia Provinsi Jawa Barat


Background
Kampung KB sebagai sebuah gagasan percepatan pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak bisa dilaksanakan dengan cara-cara tradisional. Sejalan dengan komitmen negara mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), model pentahelix ramai digagas. Model pentahelix ini adalah kolaborasi akademisi, dunia usaha, masyarakat, pemerintah dan media (ABCGM) dalam melakukan program pembangunan (Porlezza and Colapinto, 2012, Park, H.W, 2014).

Pada konteks mencari model Kampung KB unggulan, tak terkecuali model pentahelix menjadi indikator yang dinilai. Sejak pertama dicanangkan Presiden RI pada tahun 2016, di Provinsi Jawa Barat telah dibentuk sekitar 2100 Kampung KB. Berbagai pendekatan termasuk perlombaan Kampung KB dilaksanakan untuk memacu para pemangku kepentingan bergiat dalam kolaborasi memajukan Kampung KB. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi keberadaan dan model pentahelix pada Kampung KB sebagai pendekatan percepatan ketercapaian tujuan Kampung KB dan upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelajutan.


Methodology
Penelitian ini adalah telaah literatur 48 profil kampung KB unggulan di Provinsi Jawa Barat. Profil uggulan Kampung KB ini dipilih berdasarkan kriterian penilaian yang disusun oleh BKKBN. Untuk melengkapi temuan telaah profil ini, peneliti melakukan lima kunjungan lapangan pada Kampung KB yang ditetapkan oleh BKKBN Jawa Barat sebagai teknik traingulasi. Dalam kunjungan lapangan tersebut, peneliti melakukan observasi, focus group discussion dan review dokumen yang relevan. Berkut adalah pertanyaan penelitian:
a) Bagaimana bentuk pentahelix yang terefleksikan pada Kampung KB unggulan di Jawa Barat?
b) Bagaimana dampak model pentahelix pada pencapaian dan keberlangsungan Kampung KB?
c) Bagaimana model stuktur dan mekanisme Kampung KB yang menjadi locus model pentahelix?


Result

  1. Terdapat tools yang digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan model pentahelix pada panilaian Kampung KB.
  2. Terdapat indikasi Model pentahelix diadopsi oleh Kampung KB secara sederhana berupa identifikasi pelaku dan bentuk sumber daya kegiatan maupun dana yang diberikan pada Kampung KB.
  3. Pelaku pentahelix yang ditemui pada kajian ini adalah :
    • kelompok mahasiswa yang melakukan kuliah kerja nyata,
    • dana CSR untuk kegiatan sesuai proposal kegiatan yang disampaikan Kampung KB,
    • filantropis atau santunan
    • kontribusi LSM dan Masyarakat dalam mendukung kelompok kerja 8 fungsi keluarga
    • bantuan kegiatan dari institusi pemerintah dalam mendukung kelompok kerja 8 fungsi keluarga
  4. Model pentahelix bersifat insidental dan jangka pendek.
  5. Kampung KB yang memiliki struktur dan mekanisme menengah dan mandiri (skor 500-800) adalah Kampung KB yang menyiratkan model pentahelix.
  6. Tidak terdapat kekhususan letak geografis Kampung KB sebagai prasyarat keberadaan model pentahelix.
  7. Koordinator KB dan dinas KB berperan dalam keberadaan model pentahelix pada Kampung KB yang didukung oleh kapasitas pengurus Kampung KB.
  8. Terdapat keberagaman intervensi kegiatan pada Kampung KB yang melaporkan adanya kontribusi penta helix.

Implication to the field
Model pentahelix sangat dianjurkan untuk diadopsi uantuk memastikan keberlangsungan pembiayaan Kampung KB. Implikasinya adalah:

  1. Akademisi memaksimalkan fungsi tridarma perguruan tinggi dan implementasi hasil temuan/teknologi sederhana dan murah pada lokus Kampung KB.
  2. Dinas KB tingkat Kabupaten dan Provinsi mengaktifkan forum pentahelix.
  3. Revisi struktur pembiayaan dana biaya opersional KB secara maksimal yang memungkinkan Kampung KB mengelola dana mandiri.
  4. Mengembangkan model pembinaan dan pendampingan berkelanjutan Kampung KB dengan lembaga non-pemerintah dan forum lainnya
  5. Penghargaan bagi dunia usaha yang telah berkontribusi pada Kampung KB.
  6. Edukasi berkala bagi media pada isu Kapung KB dan pemberitaan serentak oleh media secara berkala dengan tujuan meningkatkan lalu lintas informasi Kampung KB.
  7. Balai diklat membekalli koordinator KB dengan pengetahuan dan keterampilan membangun kemitraan dengan pentahelix.
  8. Koordinator KB dan petugas KB dibekali keterampilan menyusun laporan Kampung KB yang baik.

Daftar Pustaka

Park, H.W., Transition from the Triple Helix to N-Tuple Helices? An Interview with Elias G. Carayannis and David F.J. Campbell, Scientometrics, 99, pp. 203-207, 2014.

Porlezza, C. & Colapinto, C., Innovation in Creative Industries: from the Quadruple Helix Model to the Systems Theory, Journal of the Knowledge Economy, 3(4), pp. 343-353, 2012