BKKBN Jabar-Fatayat NU Gagas Sekolah Pranikah

dari : wartakencana.com

Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat terus melebarkan kemitraan. Kali ini dengan Pengurus Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat. Kolaborasi lembaga pemerintah nonkementerian dan organisasi kemasyarakatan ini berupa kesepahaman untuk bersama-sama melakukan ikhtiar pendewasaan usia perkawinan melalui kegiatan sekolah pranikah.

Penandatanganan nota kesepahaman berlangsung tidak lama setelah pelantikan Pengurus Wilayah Fatayat NU Jawa Barat Masa Bakti 2020-2025 oleh Ketua Umum Fatayat NU Anggia Ermarini di Auditorium Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, Kota Bandung, pada Minggu 9 Agustus 2020. Nota kesepahaman diteken Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Kusmana dan Ketua Fatayat NU Jawa Barat Hirni Kifa Hazefa. Turut menyaksikan antara lain Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Ida Fauziah, Ketua PWNU Jawa Barat Hasan Nuri Hidayatulloh, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat Lina Marlina Ruzhanul Ulum, dan seluruh Pengurus Cabang NU se-Jawa Barat yang mengikuti acara melalui telekonferensi.

Nota kesepahaman yang salinannya diperoleh Warta Kencana menyebutkan, kedua belah pihak menyepakati lima poin utama. Pertama, Program Sekolah Pranikah; Kedua, Program 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK); Ketiga, Pelayanan KB MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) dan Informasi Data Keluarga; Keempat, Pengembangan dan pelatihan kepada orangtua terkait komunikasi efektif dengan remaja; Kelima, kegiatan dan kerjasama lain yang dikembangkan berdasarkan kesepakatan para pihak.

Peluncuran Program Sekolah Pranikah oleh Kepala BKKBN Jawa Barat Kusmana dan Ketua Fatayat NU Jawa Barat Hirni Kifa Hazefa. (NOVI AFSARI/INFINITEENS.ID)

Ditemui usai penandatanganan, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Kusmana berharap kesepahaman bersama ini diharapkan mampu meningkatkan spirit 21-25 Keren, sebuah kampanye pendewasaan usia perkawinan (PUP) ideal untuk remaja Jawa Barat. Kusmana menargetkan pernikahan usia ideal bisa terealisasi di seluruh Jawa Barat.

“Gerakan 21-25 Keren ini merupakan kampanye kreatif untuk mengajak remaja Jawa Barat agar lebih siap memasuki babak baru kehidupan, yaitu berkeluarga. Angka 21-25 merupakan usia ideal pernikahan, 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Pada usia ini laki-laki dan perempuan mencapai kematangan, baik dari sisi kesehatan, psikologis, maupun ekonomi. Karena itu, pendewasaan usia perkawinan sangat penting bagi remaja untuk menghadapi kehidupan berkeluarga agar terencana serta memiliki visi dan misi dalam menjalankan bahtera rumah tangga,” terang Kusmana.

Di tempat yang sana, Ketua Fatayat NU Jawa Barat Hirni Kifa Hazefa mengaku bersyukur bisa berkolaborasi dengan BKKBN Jawa Barat. Sebagai entitas pergerakan perempuan muda nahdliyin, Hirni memastikan pihaknya siap berkolaborasi dengan semua pihak sekaligus siap bekeja untuk menjadi magnet perubahan dan perbaikan perempuan.

“Hari ini Fatayat NU Jawa Barat memperkuat kerjasama dengan BKKBN untuk mendukung Program Bangga Kencana. Terutama dalam mengembangkan konsep konseling pranikah melalui Sekolah Pranikah,” terang Hirni.

Sementara itu, pejabat ahli madya sekaligus koordinator bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga BKKBN Jawa Barat Elma Triyulianti menjelaskan, salah satu tujuan Sekolah Pranikah adalah mencegah stunting sebagai akibat kawin muda dan terbatasnya pengetahuan calon ibu dalam pengasuhan. Secara teknis, nota kesepamahan ini akan ditindaklanjuti dengan perjanjian kerjasama dalam beberapa waktu ke depan.

“Nota kesepahaman ini berlaku dalam jangka waktu tiga tahun dan bisa terus diperbarui setelahnya. Semoga kolaborasi ini menjadi upaya nyata dapat mewujudkan Jawa Barat Juara Lahir dan Batin,” jelas Elma.(NJP)