Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat Gelar Uji Coba ELSIMIL Di Sukabumi

dari : sanga.id

Sejalan dengan Perpres Percepatan Penurunan Stunting No. 72 Tahun 2021 yang telah ditandatangani beberapa waktu lalu, BKKBN Bersama berbagai stakeholder terkait gencar melakukan percepatan aksi dan terobosan program. Salah satunya berfokus pada pencegahan stunting dengan mengintervensi dari hulu. Yaitu pada fase sebelum seorang perempuan dan laki-laki menikah, atau sering kita sebut dengan calon pengantin. Selama ini memang kelompok ini tidak begitu intensif diintervensi. Padahal untuk melakukan pencegahan keluarga agar tidak berisiko stunting, harus dimulai dari fase ini. Agar bisa dideteksi lebih dini ketika calon pasangan ini mempunyai tanda-tanda dan risiko stunting. Salah satu solusi untuk hal tersebut adalah dengan melakukan pendekatan melalui aplikasi yang disebut Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil).

Tak berselang lama, bertempat di Kabupaten Sukabumi, hari ini aplikasi tersebut diujicobakan, (14/9). Desa Babakanjaya, Kecamatan Parungkuda dipilih sebagai titik uji coba aplikasi yang ditujukan untuk memastikan setiap Calon Pengantin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil. Bertindak sebagai ketua dalam tim yang melakukan uji cob aini adalah dr. Brian Sriprahastuti, Tenaga Ahli Utama Kantor Staff Presiden RI. Lebih jauh Brian mengungkapkan tujuan dari aplikasi ini.

Dijelaskannya bahwa “Elsimil hadir untuk memastikan setiap calon pengantin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil. Selain itu juga, Elsimil berfungsi sebagai alat skrining agar dapat mendeteksi faktor risiko pada calon pengantin, menghubungkan calon pengantin dengan petugas pendamping, sebagai media edukasi tentang kesiapan menikah dan hamil, terutama yang terkait faktor risiko stunting, dan alat pantau kepatuhan calon pengantin dalam melakukan treatment peningkatan status gizi untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat”.

Aplikasi Elsimil ini juga sejalan dengan semangat rebranding yang sedang diusung BKKBN. Sebagaimana diungkapkan dr. RM. Riyo Kristian Utomo Joyo Budoyo selaku Konsultan Ahli Program Pembangunan Keluarga pada Kedeputian Bidang KSPK BKKBN RI.

“Elsimil merupakan salah satu upaya menjawab tugas yang diberikan Presiden RI kepada BKKBN dalam mengawal percepatan penurunan stunting, dengan pendekatan kekinian dan user friendly bagi remaja yang merupakan sasaran utama program”.ujarnya.

Uji coba kali ini langsung melibatkan sasaran utama yaitu calon pengantin di sekitar lokasi, bidan di desa/kelurahan lokus ujicoba sebagai petugas pendamping, kader PKK di desa/kelurahan lokus uji coba sebagai petugas pendamping, kader IMP di desa/kelurahan lokus ujicoba, petugas puskesmas kecamatan sebagai pemeriksa kesehatan Calon Pengantin, Petugas KUA sebagai pencatat Pendaftaran Nikah, sampai dengan disdukcapil, dan petugas dari kantor desa/kelurahan. Menurut dr. Victor Palimbong selaku Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN RI, setidaknya melalui uji coba ini diharapkan bisa memperoleh feedback langsung dari pengguna, yaitu para calon pengantin.

“Dari uji coba ini, kami akan menggali informasi dan input untuk penyempurnaan penggunaan aplikasi dari calon pengguna dan para pihak yang terlibat dalam mekanisme skrining, edukasi, dan pendampingan calon pengantin, mengetahui sejauh mana kemudahan pengguna dalam mengakses aplikasi sekaligus kemudahan pengguna dalam mengoperasionalkan aplikasi”, sahutnya.

Pada prakteknya, ketika catin (calon pengantin) ini mengurus surat pengantar nikah di desa/kelurahan, maka petugas di desa dan kelurahan akan menyampaikan informasi mengenai aplikasi Elsimil. Aplikasi ini sejatinya nanti harus diisi dan menjadi kelengkapan administrasi untuk pendaftaran selanjutnya di KUA. Kemudian setelah itu catin terlebih dahulu melakukan pemeriksaan kesehatan jasmani di fasilitas kesehatan seperti puskesmas, sebelum melakukan pengisian kuesioner. Pada saat melakukan pemeriksaan kesehatan ini juga dilakukan pendampingan dan edukasi kepada catin agar mencapai kondisi siap nikah dan hamil. Pendampingan dilakukan nantinya oleh Tim Pendamping Keluarga yang terdiri dari Petugas Lapangan KB/Kader di Balai Penyuluhan KB, bersama bidan, ahli gizi, dan PKK. Setelah pengisian kuesioner dan direview oleh system, catin akan memperoleh laporan pada aplikasi berupa penjelasan dan rekomendasi untuk ditindaklanjuti. Jika hasilnya ideal, maka pengguna akan memperoleh sertifikat siap nikah dan hamil. Sertifikat inilah yang nantinya akan dilampirkan dan diserahkan kepada petugas KUA ketika melakukan pendaftaran pernikahan. Jika hasilnya belum sesuai, catin tetap bisa melanjutkan mendaftar pernikahan, namun catin direkomendasikan untuk memperbaiki catatan yang masih kurang dan jika ada indikasi seperti anemia, catin disarankan menunda dulu kehamilan pertamanya, sampai kondisi kesehatannya ideal untuk hamil.

Hal ini diapresiasi oleh dr. Ribka Tjiptaning, Anggota Komisi VII DPR RI yang hadir pada kegiatan tersebut. “BKKBN memilih Sukabumi untuk uji coba Elsimil merupakan pilihan tepat. Karena di Sukabumi masih banyak pernikahan di bawah umur, yang menjadi salah satu penyebab terjadinya AKI, AKB dan stunting”, jelas Ribka sembari mengapresiasi kolaborasi BKKBN dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) pada uji coba Elsimil tersebut. BRIN turut berkontribusi dengan membawa hasil inovasi penelitian berupa makanan tambahan bergizi untuk catin, yaitu Purula. Purula mengandung nutrisi untuk menyerap zat besi lebih cepat. Makanan tambahan yang ditabur terbuat dari daging sapi dan ekstrak rumput laut. Pada uji coba ini, BRIN memberikan bantuan Purula melalui DPPKB Kabupaten Sukabumi sejumlah 15.000 sachet.

Aplikasi Elsimil versi uji coba dari pantauan redaksi sudah dapat diunduh di playstore untuk para pengguna android. Namun wilayahnya masih dibatasi, untuk Jawa Barat baru bisa digunakan untuk pengguna di Sukabumi saja. Rencananya, aplikasi ini akan segera diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo, setelah menuntaskan serangkaian uji coba di 10 provinsi di Indonesia. (*).